REVIEW BUKU “PENDIDIKAN KARAKTER : KAJIAN TEORI DAN PRAKTIK DI SEKOLAH”

http//uny.ac.id/

BAB I
IDENTITAS BUKU
Judul Buku      : Pendidikan Karakter : Kajian Teori dan Praktik di Sekolah
Penulis             : Drs. Dharma Kesuma, M.Pd
                          Cepi Triatna, S.Pd., M.Pd
                          Dr. H. Johar Permana, MA
Penerbit           : PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Cetakan           : Keempat, September 2013
Tebal               : X + 160 Halaman

Tentang Penulis
Drs. Dharma Kesuma, M.Pd
Adalah dosen di jurusan Pedagogik FIP UPI. Lahir pada 27 September 1955 di Cimahi. Menyesesaikan studi S1 di IKIP Bandung tahun 1984 pada Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan. Kemudian melanjutkan jenjang S2 di Universitas Negeri Jakarta pada Progam Studi Manajemen Pendidikan dan selesai pada tahun 2008. Pada saat buku tersebut terbit Beliau sedang menyelesaikan progam S3 pada Progam Studi Pendidikan Umum SPS UPI. Buku yang pernah ditulis adalah Korupsi dan Pendidikan Antikorupsi (2008), Contextual Teaching and Learning (2009). Selain menjadi dosen Jurusan Pedagogik, juga menjadi pengajar pada Progam Akta Mengajar Kepolisian Republik Indonesia, kerjasama FIP UPI Bandung dengan Kepolisian Republik Indonesia. Saat ini diamanahi sebagai ketua Pusat Pengkajian Pedagogik FIP UPI.




Dr. H Johar Permana, MA
Adalah dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI. Lahir di Ciamis, 14 Agustus 1959. Menyelesaikan Sd pada tahun 1971 di SD Negeri Kertahayu 1 Pamarican Ciamis; SMP Negeri Pamarican Ciamis, Tahun 1974; Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Ciamis, Tahun 1977; Sarjanan Pendidikan, Jurusan Administrasi Pendidikan IKIP Bandung, Tahun 1984; Master Of Arts (M.A) in Educational Theory and Practice (Early and Middle Childhood Education), The Ohio State University USA, Graduated in 1995; Doktor Bidang Ilmu Komunikasi Organisasi Progam Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung Tahun 2009. Buku yang pernah ditulis: Korupsi dan Pendidikan Antikorupsi (2008) bersama Kesuma, Dr. Dermawan C. Bandung: Pustaka Aulia Press. Strategi Belajar Mengajar. PGSD Development Project melalui Dinas Pendidikan Jawa Tengah. Bandung: CV. Maulana, 2002. Kewirausahaan Dalam Pendidikan. Bahan Diklat Teknis Manajemen Kepada SD. Pemda Kota Bandung bekerjasama dengan Progam Pasca Sarjana UPI, 2002. Manajemen Kelas Yang Konstruktivitis dan Bimbingan Belajar Bagi Siswa SD. Bahan Diklat Teknis Pengawas Pendidikan. Pemda Kota Bandung bekerjasama dengan Progam Pasca Sarjana UPI, 2002. Selain menjadi dosen untuk mahasiswa di UPI juga aktif sebagai dosen sebagai pada Progam Akta Mengajar Departemen Kesehatan RI; Progam Akta Mengajar Kepolisian Republik Indonesia, Diklat di tingkat kab/kota, provinsi, nasional, dan internasional. Saat ini diamanahi sebagai Pembantu Dekan II FIP UPI.

Cepi Triatna
Lahir di Bandung pada 23 Juli 1979. Menyelesaikan SD pada tahun 1991 di SD Negeri Ciptawinaya Baleendah Kab. Bandung; MTs Pesantren Persatuan Islam No. 1 Bandung tahun 1994, Muallimien (setingkat SMA) Pesantren Persatuan Islam No. 1 Bandung tahun 1997; S1 pada Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI Tahun 2001; S2 Prodi Administrasi Pendidikan SPS UPI Tahun 2005. Dan saat sedang menyelesaikan Progam Doktoral (S3) Prodi Administrasi Pendidikan SPS UPI. Buku yang pernah ditulis: Visionary leadership Menuju Sekolah Afektif, Bumi Aksara, 2005; Inovasi Kepemimpinan kepala sekolah dan Pemberdayaan Masyarakat pada Sekolah di Daerah Tertinggal. Tahun 2008. Subdit Dikmen PMPTK Depdiknas; Tim Penulis Buku “Manajemen Pendidikan” tahun 2008. Alfabeta; Bagaimana menjadi guru penulis? Tahun 2008. Citra Praya Bandung; Guru Sebagai Mentor. Tahun 2009. Citra Praya Bndung; 9 Kebiasaan Pelajar Efektif. Tahun 2008. Citra Praya Bandung; EQ Power: Panduan Meningkatkan Kecerdasan Emosional. Tahun 2008. Citra Praya Bandung. Selain menjadi dosen juga aktif dalam berbagai pelatihan di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dan Kementrian Pendidikan Nasional. Saat ini diamanahi sebagai Sekertaris Pusat Pengkajian Pedagogik FIP UPI.

Tentang Buku
            Buku Pendidikan Karakter : Kajian Teori Praktik di Sekolah ini merupakan cetakan keempat dari buku pertama yang diterbitkan pada bulan Mei 2011. Buku ini mengkaji bagaimana desain, proses, dan evaluasi pendidikan karakter dalam latar sekolah. Buku ini merupakan salah satu progam dari para penulis (P3) yang secara keseluruhan terlibat pada desain Pedagogik bangsa. Pedagogik bangsa adalah suatu grand desain aplikasi pedagogik dalam konteks pembangunan Bangsa Indonesia saat ini pada berbagai wilayah pendidikan. Sasaran pembangunan melalui pendidikan ini adalah pendidikan di persekolahan, pendidikan di keluarga, dan pendidikan di tempat kerja.
            Pendidikan di persekolahan meliputi pedagogik di TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan Perguruan Tinggi. Pedagogik di keluarga meliputi pedagogik pada keluarga di masyarakat perkotaan, masyarakat pinggiran kota, masyarakat pedesaan, dan masyarakat adat. Pedagogik di tempat kerja meiputi pedagogik pada organisasi pemerintahan, pedagogik pada organisasi bisnis, dan pedagogik pada organisasi sosial nonpemerintahan.


BAB II
ISI BUKU

1.      Memaknai Pendidikan Karakter
a.      Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Bangsa Indonesia
Seperti yang kita tahu karakter di Indonesia sudah mulai melemah atau rusak. Hal ini ditandai dengan banyaknya remaja yang melakukan seks bebas, peredaran dan pecandu narkoba, tawuran pelajar, peredaran video porno dan lain sebagainya. Selain itu juga banyaknya pengangguran terdidik yang mengkhawatirkan seperti lulusan SMA, SMK, ataupun Perguruan Tinggi. Melihat hal-hal diatas sangat diperlukannya pendidikan moral atau karakter di setiap sekolah untuk dapat menelaah lebih jauh bagaimana penyebabnya, bagaimana memecahkannya dan bagaimana bangsa ini dibangun untuk masa depan yang lebih baik lagi.
b.      Pengertian Pendidikan Karakter
Dalam konteks kajian P3, mereka mendifinisikan pendidikan karakter dalam konteks sekolah sebagai pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.
c.       Tujuan Pendidikan Karakter dalam Seting Sekolah
Tujuan pertama yaitu untuk mengembangkan peserta didik untuk lebih memahami bagaimana suatu nilai menjadi penting untuk diwujudkan dalam keseharian manusia, termasuk bagi anak. Tujuan kedua yaitu untuk meluruskan berbagai perilaku anak yang positif menjadi negatif. Dan tujuan yang terakhir adalah untuk lebih meningkatkan komunikasi dengan keluarga dan lingkungan melalui karakter
d.      Karakter yang Diperlukan Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia krisis akan karakter, bukan hanya krisi tetapi sudah krisis multidimensi karena yang diutamakan bukan budi, moral, etika dan akhlak tetapi hanyalah kekuasaan, harta, serta jabatan. Nilai yang perlu diperkuat untuk Indonesia saat ini yaitu jujur, kerja keras, dan ikhlas. Jujur berarti mengatakan yang sebenarnya dan sama dengan yang dikatakan di hati. Sangat susah memang untuk melakukan hal yang satu ini, tapi ini adalah salah satu kunci besar untuk membangun kesuksesan bagi bangsa maupun diri sendiri. Selanjutnya adalah kerja keras yang dimaksai dengan upaya yang terus dilakukan dan tidak pernah menyerah dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja keras sangat penting bagi pembangunan bangsa ini melalui pendidikan di sekolah karena kronisnya masalah yang dihadapi bangsa. Dan yang terakhir adalah ikhlas yang menurut Islam berarti setiap kegiatan yang kita kerjakan semata-mata hanya mengharap Ridha Allah SWT.
e.       Analisis Persamaan dan Perbedaan Karakter, Akhlak, dan Moral
Karakter dapat diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan manusia, dengan kualitas atau reputasi, serta dengan membedakan atau membatasi yang satu dengan yang lain. Sedangkan moral berarti ajaran tentang baik atau buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya. Lalu akhlak dalam kamus sama dengan budi pekerti yang artinya perbuatan baik. Jadi pada dasarnya karakter, akhlak maupun moral mempunyai makna yang sama.

2.      Desain Pendidikan Karakter di Sekolah
a.      Rambu-Rambu Pengembangan Pendidikan Karakter
Rambu-rambu yang dapat membantu kita mengembangkan silabus pendidikan karakter setidaknya mencakup kurikulum dan teori pendidikan karakter. Kurikulum adalah sekumpulan pelajaran dan kegiatan yang ditawarkan di sekolah. Kurikulum yang diterapkan yaitu kurikulum sekolah progamatik yang berupa KTSP (Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan) karena segala sesuatunya serba terencana. Kelompok mata pelajaran yang masuk dalam pendidikan karakter yaitu Pendidikan Agama, kewarganegaraan, dan akhlak mulia. Disamping melalui mata pelajaran yang ada, pendidikan karakter juga diajarkan dalam ekstrakurikuler dan pengembangan diri seperti kewirausahaan, kesenian, karya ilmiah dan teknologi, agama dan lain sebagainya. Selain kurikulum progmatik ada juga kurikulum dalam-sekolah. Jika kurikulum progmatik lebih dipraktikkan pada tataran ruang kelas atau laboratorium, kurikulum ini adalah pengalamn-pengalaman yang mencakup hubungan siswa dengan pihak pemangku wewenang lembaga, kelompok-kelompok sebaya dan lainnya. Pengalaman dalam sekolah dapat dikelompokkan yang berwaktu pendek (jam istirahat pada waktu sekolah berlangsung) dan waktu panjang (liburan awal atau akhir semester).

b.      Rambu-Rambu Penyusunan dan Pengembangan Silabus dan RPP untuk Pendidikan Karakter
Silabus yang pertama adalah bagian dari pelajaran tarikh biasanya (barangkali) diajarkan semata-mata sebagai pelajaran kognitif. Berisi kisah atau cerita untuk siswa lebih mengetahui apa itu karakter. Silabus yang kedua yaitu bagian dari pelajaran akhlak. Berperilaku sebagaimana yang disarankan Nabi Ayyub as. adalah bagian dari tindakan moral yang harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

3.      Model-Model Pembelajaran Pendidikan Karakter
a.      Memaknai Desain Pembelajaran Untuk Pendidikan Karakter
1.      Makna Belajar dalam Pendidikan Karakter
Belajar dalam konteks pendidikan karakter menurut Pusat Pengkajian Pedagogik adalah proses menerima atau menolak dan menyalurkan nilai untuk diadopsi atau diabaikan dalam perilaku keseharian anak yang dipengaruhi oleh kondisi/potensi awal yang dimiliki anak.
2.      Makna Pembelajaran dalam Pendidikan Karakter
Apakah pembelajaran yang selama ini dilakukan termasuk dalam pembelajaran pendidikan karakter? Pembelajaran dalam pendidikan karakter berarti pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan atau dirujuk pada suatu nilai. Pembelajaran dalam pendidikan karakter diawali dari rujuknya suatu nilai oleh sekolah. Nilai yang dirujuk ini kemudian menjadi nilai sekolah yang mendasari penyusunan suatu visi sekolah. Atau dapat diaetikan bahwa pembelajaran dalam pendidikan karakter adalah pembelajarn yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai. Pengalaman belajar anak dalam pendidikan karakter merupakan suatu proses yang terpadu antara proses dikelas, sekolah, dan rumah.
3.      Dua Bentuk Pembelajaran dalam Pendidikan Karakter
Pembelajaran substantif adalah pembelajaran yang substansi materinya terkait langsung dengan suatu  nilai. Contohnya pada mata pelajaran Agama. Pada pelajaran Agama siswa tidak hanya terampil dalam sholah tetapi anak juga mampu membiasakan dan merasakan makna sholat.
Pembelajaran Reflektif adalah pendidikan karakter yang melekat pada semua mata pelajaran. Dilakukan dengan mengaitkan materi-materi yang dibahas dengan makna dibelakang materi tersebut.
b.      Model Reflektif
1.      Asumsi Dasar
Manusia memiliki sisi religi/keagamaan yang tidak dapat dipungkiri kebenarannya. Setiap manusia dimanapun mempertanyakan mengapa dan untuk apa Ia ada. Pertanyaan tersebut menunjukan bahwa manusia akan selalu berpikir mengenai kondisi spiritual dibalik materi/keduniaan. Pembelajaran reflektif bertujuan untuk menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai yang akan diperkuat melalui pembelajaran pada berbagai mata pelajaran yaitu mengajak orang-orang dilingkungan terdekatnya untuk mempraktikkan nilai yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Prinsip-Prinsip Pembelajaran Model Reflektif
·         Dasar interaksi pembelajaran antar guru dan peserta didik adalah kasih sayang.
·         Sikap dan perilaku guru harus mencerminkan nilai yang dianut atau dirujuk oleh sekolah.
·         Pandangan guru terhadap peserta didik adalah subjek yang sedang tumbuh dan berkembang yang terkait dengan peran guru.
3.      Proses Pembelajaran Model Reflektif
a.       Menyusun RPP berbasis karakter.
b.      Guru melakukan apresiasi yang konstektual dengan kehidupan anak dan terkait dengan materi yang akan dibahas.
c.       Melakukan pembelajaran sebagaimana didesain dalam RPP.
d.      Melakukan evaluasi yang dilakukan melalui pengamatan terhadap sejauh mana nilai-nilai yang akan dikuatkan atau dikembangkan muncul dalam perilaku anak.
e.       Memberikan referensi/rujukan kepada guru lain untuk anak-anak yang dikategorikan memiliki kekhususan dalam perkembangan nilai dan karakter.
4.      Evaluasi dalam Pembelajaran Model Reflektif
Bertujuan untuk melihat sejauh mana berbagai karakter dan nilai yang dikembangkan dapat dimiliki oleh anak. Evaluasi yang paling tepat adalah observasi terhadap pemikiran dan sifat anak.

4.      Evaluasi Pendidikan Karakter
Tujuan evaluasi pendidikan karakter yaitu :
1.      Mengetahui kemajuan hasil belajar dalam bentuk kepemilikan sejumlah indikator karakter tertentu pada anak dalam kurun waktu tertentu.
2.      Mengetahui kekurangan dan kelebihan desain pembelajaran yang dibuat oleh guru.
3.      Mengetahui tingkat efektivitas proses pembelajaran yang dialami oleh anak, baik pada setig kelas, sekolah, maupun rumah.
Fungsi evaluasi pendidikan karakter terdiri dari :
1.      Mengidentifikasikan dan mengembangkan sistem pengajaran yang didesain oleh guru.
2.      Menjadi alat kendali dalam konteks manajemen sekolah.
3.      Menjadi bahan pembinaan lebih lanjut bagi guru kepada peserta didik.










BAB III
KESIMPULAN
            Pendidikan karakter harus diajarkan dari dini yaitu dari mulai anak itu sekolah sampai ke perguruan tinggi untuk mengembangkan karakter atau watak dari seseorang tersebut.  pendidikan karakter tentunya wajib diterapkan bagi sekolah-sekolah terutama bagi remaja yang saat ini mempunyai banyak masalah seperti seks bebas, narkoba, dan lainnya. Dengan adanya pendidikan karakter dapat mencegah para remaja melakukan hal tersebut. Di sekolah pendidikan karakter diajarkan melalui mata pelajaran kewarganegaraan dan agama. Bukan hanya teori tetapi juga praktiknya seperti mempelajari agama bukan hanya teorinya tetapi juga mempelajari bagaimana konsekuaensi jika tidak melakukan kewajiban dan lainnya.

Komentar :
Dalam buku ini terdapat beberapa kelebihan yaitu meluruskan atau membenarkan masalah dan asumsi yang ada di khalayak umum menjadi benar dan mudah dipahami. Deskripsi materi dibuat secara terperinci sehingga mudah untuk dipahami oleh semua pihak. Terdapat tabel dan skema untuk mengklarifikasikan materi tertentu, hubungan antar paragraf saling berkaitan. Disamping mempunyai kelebihan buku ini juga memiliki kekurangan yaitu terdapat istilah baru yang sulit dimengerti serta tidak terdapat penjelasannya. Sistematika penulisan sebuah paragraf ada yang tidak benar serta terdapat tanda baca yang tidak pada tempatnya atau yang seharusnya ada tetapi malah tidak ada. 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU “PENGANTAR ILMU SEJARAH”

DEFINISI KEADILAN